Harusnya Hari Ibu Bukan Mother's Day

Harusnya Hari Ibu Bukan Mother's Day

IDMaspur - Sedih dan kesal ketika saya membaca di berbagai media sosial ada status "Mother's Day" padahal kita ini mau merayakan Hari Ibu di Indonesia pada tanggal 22 Desember 2021, ini koq statusnya banyak yang kebarat-baratan padahal ibu kita orang indonesia, ibu kita orang ndeso sama dengan seperti saya orang ndeso yang tak faham kebarat-baratan namun mau belajar tentang sejarah, makanya saya tidak suka melihat tulisan "Mother's Day" untuk ucapan Hari Ibu Nasional Bangsa Indonesia, Padahal kalau melihat sejarah secara detail Hari Ibu Nasional yang di rayakan setiap tanggal 22 Desember.

Ada perbedaan mendasar antara Peringatan Hari Ibu yang dirayakan dalam agenda nasional setiap 22 Desember dengan perayaan "Mother's Day" sebagai agenda internasional setiap 9 Mei.(alert-error)

INGAAAAT..!! "Hari Ibu bukan Mother's Day.

Hari Ibu Nasional memiliki makna sejarah perjuangan pergerakan perempuan dan bukan sekadar satu hari di mana anak-anak memberi setangkai bunga atau memanjakan para ibu. "Lebih dari itu, Hari Ibu menjadi kebangkitan kaum perempuan dalam menggalang persatuan dan kesatuan perjuangan yang tidak dapat dipisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia,"

Perjalanan panjang Hari Ibu, merupakan perjuangan Kongres Wanita Indonesia yang dimulai sejak 28 Oktober 1928 yang ikut menggugah organisasi perjuangan wanita untuk menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, dan kamu wajib menghargai dengan tidak menyamakan perayaan hari ibu dengan negara orang lain. biar ndeso rezeki kuto

Ada tujuh organisasi perempuan yang menjadi penggagas pendiri Kongres Perempuan Indonesia yang pertama adalah, Wanito Utomo, Putri Indonesia, Aisyiyah, Jong Islamieten Bond, Wanita Taman Siswa, Jong Java Meisjeskring, dan Wanito Katholik.

Jangan Lupakan Sejarah Hari Ibu Indonesia

Dalam Kongres Perempuan pertama yang digelar 22-25 Desember 1928 terbentuk organisasi perempuan Indonesia pertama dan mandiri dengan nama “Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia” disingkat PPPI yang kemudian menjadi Kowani hingga saat ini.

Tanggal bersejarah 22 Desember inilah yang kemudian ditetapkan Presiden Soekarno menjadi “Hari Ibu” yang dikukuhkan melalui Kepres RI No. 316 tanggal 16 Desember 1959 menjadi Hari Nasional yang bukan hari libur.

"Di sini kita dapat melihat apa yang menjadi tujuan Hari Ibu, yakni menjalankan amanah founding mother yakni menjadi Ibu Bangsa untuk mewujudkan pribadi wanita Indonesia yang mandiri dan berbudi luhur,"(alert-passed)

Oleh karena itu, peringatan Hari Ibu lebih dari pada Mother's Day. "Tetapi upaya bangsa Indonesia mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan,"

Ingat ya sob "dalam Hari Ibu tahun 2021 terlebih di masa pandemi ini, bukan sekadar diperingati atau dirayakan melainkan harus menjadi momentum perempuan menjadi garda terdepan dan memegang peran sebagai Ibu Bangsa."

Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.

Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebas tugaskan seorang ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Di Indonesia hari Ibu dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.

Berbakti pada Ibu Lebih Utama

Dikutip dari situs rumaysho.com yang menuliskan tentang perkataan Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, yang dikutp dari 2 hadits shahih bukhari dan muslim, sebagai berikut,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِى قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « ثُمَّ أَبُوكَ

“Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Siapa dari kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu.’ Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ayahmu’.”
(HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).(alert-passed)

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dorongan untuk berbuat baik kepada kerabat dan ibu lebih utama dalam hal ini, kemudian setelah itu adalah ayah, kemudian setelah itu adalah anggota kerabat yang lainnya.

Para ulama mengatakan bahwa ibu lebih diutamakan karena keletihan yang dia alami, curahan perhatiannya pada anak-anaknya, dan pengabdiannya. Terutama lagi ketika dia hamil, melahirkan (proses bersalin), ketika menyusui, dan juga tatkala mendidik anak-anaknya sampai dewasa” (Syarh Muslim, 8: 331).

Berbakti pada Ibu itu Setiap Waktu, Bukan Setahun Sekali

Allah Ta’ala berfirman,

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Lukman: 14).(alert-passed)

Perintah berbakti di sini bukan hanya berlaku pada bulan Desember saja ya teman-teman, namun setiap waktu dan itulah sebaik-baik manusia yang disebut anak yang berbakti kepada orang tua.

Semoga ini bermanfaat untuk kita semua, untuk masa sekarang maupun dimasa mendatang. Jazakumullahu khayr(alert-success)
Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.