Wahai Anaku Jadilah Yang Terbaik Demi Ayahmu

Wahai Anaku Jadilah Yang Terbaik Demi Ayahmu


Assalamu'alaikum, Warahmatulahi wabarokatuh.

Wasiat - Teruntuk anak-anak ku yang sangat ayah cintai dan ayah sayangi, tidak ada di dalam dunia yang fana ini semua akan abadi.

Perlahan dan pasti akan selalu ada kata perpisahan, oleh karena itu selagi kita semua masih bisa berkumpul bersama manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya untuk bisa saling mengisi kekurangan kita semua.

Mbak Hesti, Mbak Elsa, Adek Reyvano, jangan pernah bosan untuk berdoa dan meminta agar selalu taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. (Allah)

Panjatkanlah do'a untuk ayah maupun ibumu agar kami kelak hidup bahagia di alam sana.

Sesungguhnya do'a yang paling Mustajab di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah anak-anak yang beriman, anak-anak yang sholeh dan sholihah.

Wahai Anak-anakku ketahuilah, berbakti kepada orangtua bukan hanya ketika orang tua masih hidup saja.

Ketika orang tua sudah Wafatpun kalian masih bisa berbakti kepada orang tua, dengan cara selalu menjalankan sholat 5 waktu, membaca Al-Qur'an dan mengirim do'a ampunan untuk kedua orang tua. Yang selalu di ajarkan ketika kalian masih di bangku sekolah dasar.

Mungkin bapak atau Ayahmu ini tidak bisa membahagiakan kalian selamanya, di saat itulah kalian waktunya untuk belajar berlaku lebih dewasa dari sebelumnya, menjadi diri sendiri, menjadi yang terbaik untuk orang lain dan bertanggung jawab kepada tugas-tugas yang kalian emban/terima.

Dan untuk istriku yang paling aku cintai, namun tak pernah terucap dengan kata-kata. Maafkanlah semua kesalahan serta kekhilafanku yang mungkin selama ini ada dan pastinya ada karena manusia itu tempatnya salah dan dosa, 

Wahai istriku, suamimu ini mungkin belum sepenuhnya mampu memberikan kebahagiaan hingga akhir hayatku nanti, karena setiap orang pasti akan menemui ujian-ujian yang kita anggap berat untuk bisa menjadi yang terbaik di mata Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Namun terkadang ujian itu tidak pernah manusia mengira bahwa sesungguhnya ujian itu adalah kebaikan. Jika kita mampu menerimanya dengan lapang dada, maka bisa di Pastikan badai pasti berlalu atau ujian itu akan membawa nikmat. 

Namun terkadang Gaya Hidup dalam satu kelompok membuat manusia selalu melihat keatas, tidak pernah melihat kebawah karena rasa gengsi sudah memenuhi rongga-rongga nafsu duniawi.

Sudah berapa tumpuk yang tidak terpakai hijab lebarmu, sudah berapa tumpuk pakaian gamis terbaikmu terkumpul, namun itu hanya sebagai hiasan lemari dan gantungan baju semata. 

Ketahuilah, menumpuk-numpuk pakaian hingga 40 hari tidak terpakai, maka seluruhnya akan meminta pertanggungjawaban kelak di akhirat.

Tidak jarang aku sebagai suamimu selalu mengingatkan untuk tidak memperbanyak koleksi pakaian yang mungkin tidak akan terpakai lagi karena akan tertinggal mode. 

Namun sebagai seorang wanita désa tidak sepatutnya berfikir sebagai wanita kota yang takut kehilangan sosialita atau kata trend pada umumnya. Lihatlah ibumu yang hingga saat ini meskipun mampu membeli semuanya beliau selalu hidup dalam kesederhanaan.

Terkadang saya sebagai menantunya prihatin karena pakaian yang baru di belikanpun tidak mau di pakai. 

Itulah karakter yang harus di pilih sebagai wanita pilihan, karena dari dahulu suamimu mencintaimu karena melihat adanya kesederhanaan pada dirimu. 

Tapi sudahlah, semua tinggal kenangan, tidak mungkin di putar kembali seperti sediakala. Jika tidak mau melihat kebawah. 

Dengan hadirnya pakaian yang mengikuti Trend dari masa ke masa, akhirnya melihat tetangga yang tak mampu membelipun berasa asing di matamu. Seolah-olah tidak mau mengikuti gaya komunitas yang sedang trend.

Sering sang suami ini memberikan rambu-rambu agar berhenti sejenak untuk tidak mengikuti kelompok tertentu demi kedamaian rumah tangga. Karena sang suami memandang jauh akan terjadinya perubahan perubahan karakter dan model kehidupanmu.

Perkumpulan yang selama ini terlihat baik, ternyata lambat laun membawa ke mode trending cara berpakaian muslimah yang benar, itu hanyalah dalih belaka. Padahal pakaian yang benar menurut agama tidaklah demikian, tidak harus baru, tidak harus seragam warnanya, tidak harus sama ukuran hijabnya.

Jika yang di harapkan ketaatan kepada Allah dan Ridho kepada Allah, cukuplah kamu ridho atas perintah suamiku, maka ridho suami akan membawamu ke dalam ridho-Nya Allah.

Jadilah wanita yang memiliki hati sederhana namun teguh dalam pendirian demi agama, bukan demi kelompok tertentu.

Setiap orang tentu memiliki kemampuan dalam finasialnya masing-masing, kita tidak perlu risau dan merasa gelisah jika belum bisa seperti mereka, kalaupun bisa tidak harus juga mengikuti mereka yang memang stelan hidupnya glamour.

Sebaik-baik dan senyaman-nyamannya hidup adalah sederhana, karena sederhana itu belum tentu miskin, dan miskinpun tidak harus menjual harga diri demi gengsi, kita semua harus sadar bahwa apapun yang kita miliki ketika mati hanyalah kain kafan yang menemani.

Bukanlah peninggalan harta dan benda yang berhaga yang terbaik untuk kalian semua, namun bagiku ilmu agama dan ilmu yang bermanfaat untuk menebar kebaikan itulah yang sebaik-baik hartamu.

Wassalamu'alaikum.
Salam dari Suami dari anak-anakmu.
Artikel ini adalah lanjutan cerita dari Makna Kesetiaan
Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.