Makna Kesetiaan

Puji syukur hanya milik Allah yang memberikan semua kenikmatan untuk orang-orang yang ia kehendaki, dan memberikan kebahagiaan serta keluasan hati untuk orang-orang yang ia cintai.

Perjalananku hari kemarin telah memberikan beban moral yang sangat tinggi serta kedewasaan yang semakin meluas sehingga mampu memaknai arti kehidupan serta kebersamaan yang sesungguhnya. 

Berawal dari salah satu kedai minuman kopi yang sangat kecil, disinilah aku merasakan betapa hebatnya wanita tua yang ada di hadapanku. Ia sesungguh berceramah tentang kehidupan namun ia sampaikan dengan jalan bercerita.

Makna Kesetiaan
Awal mula, aku hanya ingin beristirahat saja sejenak di kedai kopi tersebut setelah lama mengendarai motor tuaku yang sudah tidak terawat.

Namun melihat yang melihat yang menjaga warung kecil itu seorang ibu2 tua akhirnya saya memesan mie rebus dan tak lupa ditambah telur.

Lama menunggu akhirnya saya beranikan diri untuk bertanya, kepada beliau yang sedang sibuk memasak. 

Bu..? Mau tanya, emangnya ibu rumah aslinya dimana?

Jawabnya? Oooeh rumah ibu dekat simpang sana, dibelakang bedeng dekat pabrik nak.

Eeh bu kalau dekat bedeng itu tadi saya lihat lokasinya ramai dan padat penduduk, kenapa ibu ga buka warung saja disana, kan bisa lebih dekat rumah terus Bisa banyak pembelinya. 
Ibu tuh sudah lamo nak buka warung dirumah, dulu warung ini jugo besak, dan ramai, tapi sekarang udah tutup dan ada 2 motor dan tanah sudah ibu jual buat mengobati bapak (suami red) yang sedang sakit parah nak. Ujarnya

Looh bu, emang bapak sakit apa koq sampai semua yang ada dijual dan sekarang buka warung kecil dekat rawa lagi. 

Kata dokter penyakit dalam, bapak sakit jantung, pembengkakan jantung, jadi bapak lumpuh dak ga buleh kerjo berat berat nak.

Bapak 2 tahun lamonyo dak biso tiduk seperti biaso, tidurnya duduk, kalau di bawo tidur normal, Bapak tidak kuat dan sesak jantungnya kumat. Tambahnya

Sejak tahun 2016 bapak sakit dan selama 2 tahun sampai tahun 2018 bapak tidak bisa tidur terlentang.

Baru tahun kemarin inilah bapak bisa tidur nyaman dan berolahraga seperti yang di anjurkan dokter awalnya berobat.

Makonyo sayo buka warung ini buat bantu-bantu suami ngurus anak yang masih sekolah. Buat hidup dan biaya sekolah anak-anak.

Macan mana lagi ibu ga bisa kerja lainnya, kami dak punyo kebun. Ujarnya dengan bahasa campuran daerah Bungo. 

Saya kemudian berdecak kagum pada cerita ibu tersebut. 

Masyaa Allah ibu, sungguh mulia sekali ibu membantu suami yang sedang dalam keadaan sakit, lebih dari 5 tahun dan semua aset seperti warung isinya sudah kosong, 2 motor sudah terjual.

Bu saya mau tanya, tapi ibu jangan marah ya, ini buat pengalaman saya saja, Apakah ibu merasa bosan dengan kehidupan yang menimpa ibu dan apakah ibu benci dengan suami yang sedang sakit seperti itu, bahkan tidak bisa apa-apa. Ujarku

Sekilas ibu itu menoleh sambil tersenyum, dan membawakan mie rebus yang saya pesan sebelumnya. 

Yaa enggak nak, ibu cuma kasihan melihat anak-anak saya dan suami, makanya ibu jualan disini, kasihan ini masih kelas 1 SMK, sambil menunjuk anak laki-laki nya yang baru pulang membeli es batu. 

Sejurus kemudian ibu itu menambahkan kalimat yang diluar kepala ku, 

Hidup ini saling membantu nak, selagi suami ibu bisa berkerja saja ibu sudah membantu jualan dengan cara buka warung sembako. Lagian selama ini Bapak yang mencari nafkah buat kami. 

Dengan bapak ibu bisa begini, karena bapak saat sehat selalu memberikan dorongan serta keberanian menghadapi hidup. 

Saya mulai tertunduk, melihat ada sedikit air dimatanya yang mulai berkaca-kaca. 

Masyaa Allah, Tabarakallah sungguh besar hati ibu ini, dalam hatiku berkata. Ibu ini tidak berpakaian Syar'i, tidak berjilbab lebar dan panjang. Tidak seperti wanita-wanita sholehah zaman modern. Tidak seperti ibu-ibu yang memiliki perkumpulan yang mengharusnya berjilbab lebar dan panjang serta pakaian Syar'i yang mahal dan harus selalu bersih. 

Dibalik semua ketidakpunyaan Pakaian Syar'i, jilbab lebar dan panjang, ternyata ibu ini memiliki Hati yang lapang untuk menerima semua Cobaan kehidupan ini, dan Memiliki Kesabaran yang panjang untuk membantu meneruskan perjuangan keluarga demi menjaga suami dan anak-anaknya. 

Tak terasa tubuhku menjadi lemas, ternyata persoalan-persoalan di dunia ini hampir-hampir sama, namun hanya porsinya saja yang berbeda-beda. Namun semua tetap akibat dorongan ekonomi. 

Disisi lain, hanya karena Suami belum mampu memberikan kehidupan yang cukup kepada keluarga, anak dan istrinya ini menjadi persoalan yang luas. 

Saat suami memiliki semuanya, hal ini tidak pernah terucap rasa syukur dan terima kasih seorang istri kepada suaminya. Hal ini dianggap lumrah karena sebagai beban dan tanggung jawab suami. 

Baca Juga lainnya: Sedekah Senyum

Namun ketika dunia mulai membawa pada posisi dibawah tidak heran sang istri dengan berbagai cara memberikan perilaku serta mulai tidak taat dengan kata-kata sang suami, yang tadinya pergi dengan mencium tangan dan memberikan salam serta senyuman kini telah hilang. 

Pergi secara diam diam tanpa ada rasa takut akan doa serta kutukan seluruh malaikat yang melihat seorang wanita pergi sendiri tanpa izin suami, meskipun tujuannya adalah untuk kebaikan. 

Sahabatku semuanya, dalam islam sebenarnya semua aturan telah dibuat sedemikian rupa agar bisa membentuk karakter seseorang yang memeluk agama islam. 

Ketika semua di terapkan dalam kehidupan sehari hari, tidak menutup kemungkinan mampu membawa cerita yang berbeda di kehidupan keluarganya. 

Kecuekan istri serta selalu membantah nasehat suami pastinya lambat laun akan melukai hati sang suami, inipun menyebabkan rasa yang berbeda hingga memberikan efek masa bodo suami terhadap perilaku sang istri. 

Namun ketika Islam memasuki ke sanubari yang sesungguhnya, maka sebenarnya keduanya memiliki tanggung jawab yang sama-sama besarnya terhadap keutuhan serta kewajiban menjaga semuanya. 

Mulai menjaga hati, serta saling menjaga murka-Nya Allah kepada seorang keluarga yang saling berdiam diantara keduanya. 

Dan di dalam islam ilmu untuk memberikan kenyamanan hati tidak ada di syariat saja, harus menuju serta mengetahui kepada hakikat beragama, hakikat yang di lakukan secara syariat. 

Kemudian melakukan tingkatan menuju Thoriqot yang harus dilakukan sesuai dengan kadar usia manusia itu sendiri, ada batasan syariat umum harus di kuatkan dengan pengetahuan yaitu hakikat dan pendekatan serta mencari jalan menuju ridho-Nya Allah dengan Thoriqot. 

Demikian kisah perjalananku hari kemarin. 

Semoga Kita semua bisa mengambil hikmah dari semua peristiwa ini sehingga setiap keluarga mampu menjaga keutuhan rumah tangganya dan tidak berujung saling menyakiti. 

@idm 

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.